MAKALAH KIMIA ANALITIK
I
ANALISIS KUALITATIF ANORGANIK
KATION DAN ANION
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik 1
Dosen
Pengampu : Khamidinal, M.Si
Disusun oleh Kelompok 5 :
1.
Ayu
Diah Syafaati (11630003)
2.
Bagus
Budi Setiawan (11630014)
3.
Anis
Fuad (11630026)
4.
Nasik
(11630038)
5.
Hafidzah
Amelia (11630048)
JURUSAN
KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh swt yang
telah memberi kami rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, tabi’in, dan segenap umatnya
hingga akhir zaman.
Tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Khamidinal, M.Si atas bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Makalah yang kami
susun ini berjudul “Analisis Kualitatif Kation dan Anion “. Makalah ini kami
susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kimia Analitik semester
3. Dalam makalah ini kami menguraikan
pembahasan mengenai Analisis Kualitatif Anorganik, yaitu Analisis Kaiton
dan Anion.
Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempuna.
Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami nantikan. Terima kasih
atas segala partisipasi semua pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini.
Atas segala kekurangan dan kesalahannya kami mohon maaf.
Wassalamu’alaikum
Wr.wb
Yogjakarta, 26
Desember 2012
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Perlu ditekankan disini bahwa tujuan
dari analisis kualitatif bukan sekedar mendeteksi bahan-bahan penyusun suatu
campuran, tujuan yang sama pentingnya adalah untuk mengetahui jumlah
relatifyang mendekati dari setiap komponen. Untuk tujuan ini, biasanya kita
memakai 0,5 – 1 gram zat itu, jumlah relative berbagai endapan akan memberi
petunjuk yang kasar tentang proporsi dari bahan-bahan penyusun yang terdapat.
1.
Pemeriksaan pendahuluan. Ini meliputi
pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering, pemeriksaan hasil-hasil yang mudah
menguap yang diperoleh dengan larutan natrium hidroksida (untuk ammonium), dan
dengan asam sulfat encer dan pekat (untuk radikal asam atau anion)
2.
Pemeriksaan ion logam (kation) dalam larutan
3.
Pemeriksaan anion dalam larutan.
Zat
yang dapat dianalisis boleh berupa : (A) padatdan non logam, (B) cairan
(larutan), (C) logam atau aliase, (D) zat ‘tak larut’. Masing-masing jenis ini
akan dibahas sendiri-sendiri.
2.
Rumusan
Masalah
a.
Apakah
yang dimaksud dengan Analisis Kualitatif ?
b.
Pereaksi
apa saja yang digunakan dalam metode analisis kualitatif ?
c.
Sebutkan
dan jelaskan golongan dalam kation yang memiliki cirri khas tertentu !
d.
Sebutkan
klasifikasi kelas dalam anion !
e.
Jelaskan
macam-macam uji dalam analisi kualitatif !
f.
Sebutkan
reaksi-reaksi Kation dan Anion !
3.
Tujuan
Untuk mengetahui
Analisis Kualitatif Kation dan Anion serta Uji yang digunakan dalam Analisis
kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa
kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang
paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang
digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas
tertentu diantaranya :
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Untuk
anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
1. Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
2. Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
4. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
1. Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
2. Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
4. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi
kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan
reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah :
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah :
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik
seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion
bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu
golongan.
REAKSI
– REAKSI :
Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL → AgCL ↓ putih +
H-
2. 2Ag+ + 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓
coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH → 2
AgOH → NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓
putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓
putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI → PbI2
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI → HgI2 ↓
merah + 2k+
HgI2 +2 KI → K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH → Hg(OH)2 ↓
kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH →Hg(OH)2 ↓
putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 → Hg(SO4 )2 +
2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI → CUI2 +
2K+
2. CU2+ + 2 NaOH → CU(OH)2 ↓
biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH → CU
(OH)2 ↓biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI →
2. Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 +
2 Na+
Cd(OH)2 + NaOH → Cd(OH04 ↓
putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH → Cd(OH)2 +
2 NH+
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ hijau
kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓
hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 →
K4 {Fe(CN)6} ↓ biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN → Fe(SCN)2 +
2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH → Fe(OH)3 ↓
kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH → Fe(OH)3 ↓
Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 → K4{Fe(CN)6}2 ↓
biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS → Fe(SCN)3 +
3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH → Al(OH)3 ↓
putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓
putih + 3NH4+
3. Al3+ + KSCN →
Golongan III B
Zn2-
1. Zn2- + NaOH → Zn(OH)2 ↓ putih +
2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 → ZN(CO3)2 ↓ putih +
2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 → Zn4{Fe(CN)6}2 tetap +
8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 ↓ hijau +
2Na+
2. Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 ↓
hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 →
Ni(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 → Ni4{Fe(CN)6}2 tetap
+ 8k+
CO2-
1. CO2- + NH4OH → CO(OH)2 ↓
hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH → CO9OH)2 ↓
biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 → CO4{Fe(CN)6}2 tetap
+ 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 →
CO(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
Golongan IV
Ba2-
1. Ba2- + k2 CrO4 → BaCrO4 ↓
kuning
2. Ba2- + Na2CO3 → BaCO3 ↓ putih
Uji nyala
Ba → kuning kehijaun
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 →
CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 →
CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca → merah kekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 Lart.
Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 → SrCO3 +
2Na+
Untuk uji nyala
Sr → merah karmin
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH → Mg(OH)2 putih +
2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2 tetap +
2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 →
Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
Reaksi Anion
Anion golongan A
Cl-
1. Cl- + AgNO3 → AgCl
↓ putih + NO3-
AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 +
Cl-
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih +
2 CH3COO-
3. Cl- + CuSO4 →
I-
1. I- + AgNO3 → AgI putih
+ NO3-
2. I- + Ba(NO3)2 →
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 →
PbI2 + 2 CH3COO-
SCN-
1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih +
NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
Golongan B
S2-
1. S2- + AgNO3 →
Ag2S ↓ hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3
2. S2- + FeCl3 → FeS hitam
+ HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 →
PbSO4 hitam + 2CH3COO-
Golongan C
CH3 COO-
1. CH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH
+ SO4
2. CH3COO- + Ba(NO3)2
3. CH3COO- + 3FeCl3 +
2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O
→
3Fe(OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH
+HCL
Golongan D
SO32-
1. SO32- + AgNO3 →
Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 +
H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 →
BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 +
H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 →
PbSO3 putih + 2CH3 COO-
PbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 +
H2SO3
CO32-
1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih +
2NO3-
Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 +
H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih +
2SO42-
Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-
2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih +
2CH3COO-
Golongan F
PO43-
1. PO43- + Ba(NO3 )2 →
Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3-
2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih
kuning + 3 Cl-
Golongan G
1. Anion NO32- → ↓ coklat tipis +
FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 +
6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Analisa
kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion-ionnya dalam larutan.
Analisis
kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Regensia
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Reaksi dalam
anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat,
formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
2.
Daftar Pustaka
Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan
Semimikro I. PT. Kalman Media
Pustaka: Jakarta.
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.
Gramedia: Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar